Masih terekam jelas dalam ingatan saat kita bermain di masa kecil kita yang indah dulu, sungguh masih terekam jelas dalam memori ini
Masih sangat ku ingat setiap senyum manismu, tegur sapamu, dan pribadimu yang begitu santun pada siapapun tak terkecuali aku
Dan masih sangat jelas terekam wajahmu saat memberikanku senyuman termanismu pada Hari Raya itu, sungguh amat sangat manis, seketika dalam benakku berkata "Kau begitu tampan dan manis, beruntunglah gadis yang kelak akan menjadi istrimu". Walaupun aku tahu disana kau sedang menahan rasa sakitmu yang kau bilang "Ah ini hanya sakit biasa, mungkin panas dalam dan aku terlalu lelah, jadi ya begini lemas jadinya"
Disaat kau merasa kesakitan, kau masih sempat menenangkan orang lain agar tidak cemas, dan tentu kita merasa tenang mendengarnya, karena senyummu yang begitu menenangkan kami
Sampai pada saatnya kau tak bisa menyembunyikan sakitmu, itu membuat kami begitu sedih, terlebih lagi saat keadaanmu semakin memburuk dari hari ke hari
Kau tertidur begitu pulas dalam sakitmu, di sisi lain kami sangatlah cemas menanti agar kau segera kembali menebar senyum manismu pada kami, keluargamu
Sampai akhirnya datanglah berita baik itu, kau tebangun dari tidur panjangmu, sungguh kami begitu senang
Masih ku ingat jelas saat menemanimu yang sedang terbaring di ruangan ICU, kutemani kau seorang diri, lalu ku mulai menyapamu
"Halo... ini aku"
*kau diam*
"Ih ini aku nyempet-nyempetin dong dateng kesini mau besuk padahal tugas aku banyak loh"
*kau diam*
"Tapi gapapa ko, aku lebih baik disini nemenin, biar pas begitu kamu sehat, aku yang pertama tahu"
*kau masih diam*
"Ayo dong cepet sembuh, ga enak loh tinggal disini, pegel kan cuma baringan di tempat tidur, liat dong aku bisa jalan-jalan, duduk di kursi, bisa main hp, makan enak, makanya ayo cepetan sembuh! Yuk aku tunggu, kita pulang bareng ke rumah"
*kau mulai berkedip*
*terperangah riang aku melihat kau merespon*
"Ayo ah bangun ah, jangan tidur terus, tuh motor udah nungguin, kan baru beli motor kan, masa mau dipake orang lain coba, makanya ayo bangun"
*kau berkedip*
"Eh iya, pada nanyain kabar kamu tuh, semua pada doain kamu loh biar cepet sembuh, biar bisa kumpul lagi. Ada Yulistia Persia, ada Pasa Aziz, ada neng Silvia Nurul Masyana pada nanyain kamu tuh, mereka doain kamu loh. Bi Yuli juga katanya pengen banget jenguk kamu kesini tapi gimana kan de Bilqis ga ada yang jaga, jadi cuma bisa doain aja katanya. Makanya yuk kamu yang bangun, kamu yang pulang ke rumah biar gampang kalo mereka pengen ketemu"
*kau menghirup nafas panjang dan kemudian kau tersedak*
Lalu perawat datang dan memasukkan selang panjang ke dalam mulutmu, aku sedih melihat itu, dia memperlakukanmu kasar, tak lama perawat itu pergi setelah membetulkan posisi oksigen yang membantumu bernafas
"Ih tadi abis diapain? Pasti sakit yah? Ih makanya udahan dong sakitnya, kan ga enak, kan sakit, kan aku jadi sedih" *aku mulai berkaca-kaca*
"Ayo ah bangun, kan udah aku tungguin disini, kasian nenek dirumah kalo kamu disini, aku pengen kamu sembuh, aku yakin ko kamu kuat, kamu bisa ngelawan penyakit yang ada di tubuh kamu aku yakin, yakin banget ko kamu kuat, kamu bisa sembuh. Ayo cepetan sembuuh" *aku menahan rasa sesak yang aku rasakan saat itu*
"Ayo cepetan sembuh kan semua pada doain biar cepet sembuh, nanti kalo udah sembuh kan bukan selang panjang itu lagi yang masuk ke mulutmu, tapi sedotan juice, kamu mau jus apapun bisa kamu minum kalo kamu sembuh, makanya ayo cepetan sembuh dong"
*matamu berkaca-kaca*
"Ayo yu pulang yu! Aku ingin kamu pulang, aku gamau kamu disini terus, yu pulang yu. Aku sedih tau kalo kamu disini, aku sedih ga liat senyum kamu aku sedih. Aku mau kamu sembuh dan aku yakin kamu kuat. Ini aku loh ada disini, makanya yu kamu cepetan sembuh, pulang bareng aku"
*perlahan air mata itu keluar dari sudut matamu*
Dan seketika aku hanya terdiam melihat keadaanmu, melihat air mata itu, lama, begitu lama aku terdiam dalam heningnya aku dan kamu
Sampai pada saatnya kau akan dibawa pulang, sungguh besar harapanku kau akan jauh lebih baik karena dirawat oleh tangan-tangan terkasihmu
Aku temani kau sampai saat kau menaiki ambulance itu, dan kulihat jelas matamu masih berkedip dan melirik ke keadaan sekitar
Lalu aku pulang dengan harapan terbesarku agar kau sembuh setelah sampai nanti
Namun ternyata rasa sayang kami keluargamu tidak lebih besar dari rasa sayang Allah padamu, DIA memilih agar kau kembali padaNYA. Selang 2 jam aku berpisah denganmu beserta harapan itu, aku mendapat kabar bahwa perpisahan kita tadi adalah untuk selamanya.
Serasa ada yang melemparku ke lorong terdalam disini, aku terhentak, aku tak tahu apa yang ada dalam benakku saat itu
KehendakNYA harus kami terima dengan Ikhlas
Kini hanya akan ada bayangan senyummu dalam benak kami keluargamu
Selamat jalan saudaraku...
Selamat jalan sahabatku...
Selamat jalan Adi Nugraha...