Don't know how long is it
That i've to resist everything
Hide all of the truth in my heart
Every time we meet
Every time you turn to me
That I pretend to be still
Do you know how much I have to force my self?
Can you hear that?
My heart is telling you
But I cannot reveal mu true feeling to anyone
Can you hear that?
My heart is waiting there for you to open
Can only hope you will know it, some day
Though I love you
Though I feel it
But deep inside isn't brave enough...
blogikabika
... antrian panjang dari lorong pandangan merah untuk membentuk simpul setengah lingkaran ...
Friday, September 6, 2013
Friday, August 16, 2013
untukmu, selamat jalan...
Masih terekam jelas dalam ingatan saat kita bermain di masa kecil kita yang indah dulu, sungguh masih terekam jelas dalam memori ini
Masih sangat ku ingat setiap senyum manismu, tegur sapamu, dan pribadimu yang begitu santun pada siapapun tak terkecuali aku
Dan masih sangat jelas terekam wajahmu saat memberikanku senyuman termanismu pada Hari Raya itu, sungguh amat sangat manis, seketika dalam benakku berkata "Kau begitu tampan dan manis, beruntunglah gadis yang kelak akan menjadi istrimu". Walaupun aku tahu disana kau sedang menahan rasa sakitmu yang kau bilang "Ah ini hanya sakit biasa, mungkin panas dalam dan aku terlalu lelah, jadi ya begini lemas jadinya"
Disaat kau merasa kesakitan, kau masih sempat menenangkan orang lain agar tidak cemas, dan tentu kita merasa tenang mendengarnya, karena senyummu yang begitu menenangkan kami
Sampai pada saatnya kau tak bisa menyembunyikan sakitmu, itu membuat kami begitu sedih, terlebih lagi saat keadaanmu semakin memburuk dari hari ke hari
Kau tertidur begitu pulas dalam sakitmu, di sisi lain kami sangatlah cemas menanti agar kau segera kembali menebar senyum manismu pada kami, keluargamu
Sampai akhirnya datanglah berita baik itu, kau tebangun dari tidur panjangmu, sungguh kami begitu senang
Masih ku ingat jelas saat menemanimu yang sedang terbaring di ruangan ICU, kutemani kau seorang diri, lalu ku mulai menyapamu
"Halo... ini aku"
*kau diam*
"Ih ini aku nyempet-nyempetin dong dateng kesini mau besuk padahal tugas aku banyak loh"
*kau diam*
"Tapi gapapa ko, aku lebih baik disini nemenin, biar pas begitu kamu sehat, aku yang pertama tahu"
*kau masih diam*
"Ayo dong cepet sembuh, ga enak loh tinggal disini, pegel kan cuma baringan di tempat tidur, liat dong aku bisa jalan-jalan, duduk di kursi, bisa main hp, makan enak, makanya ayo cepetan sembuh! Yuk aku tunggu, kita pulang bareng ke rumah"
*kau mulai berkedip*
*terperangah riang aku melihat kau merespon*
"Ayo ah bangun ah, jangan tidur terus, tuh motor udah nungguin, kan baru beli motor kan, masa mau dipake orang lain coba, makanya ayo bangun"
*kau berkedip*
"Eh iya, pada nanyain kabar kamu tuh, semua pada doain kamu loh biar cepet sembuh, biar bisa kumpul lagi. Ada Yulistia Persia, ada Pasa Aziz, ada neng Silvia Nurul Masyana pada nanyain kamu tuh, mereka doain kamu loh. Bi Yuli juga katanya pengen banget jenguk kamu kesini tapi gimana kan de Bilqis ga ada yang jaga, jadi cuma bisa doain aja katanya. Makanya yuk kamu yang bangun, kamu yang pulang ke rumah biar gampang kalo mereka pengen ketemu"
*kau menghirup nafas panjang dan kemudian kau tersedak*
Lalu perawat datang dan memasukkan selang panjang ke dalam mulutmu, aku sedih melihat itu, dia memperlakukanmu kasar, tak lama perawat itu pergi setelah membetulkan posisi oksigen yang membantumu bernafas
"Ih tadi abis diapain? Pasti sakit yah? Ih makanya udahan dong sakitnya, kan ga enak, kan sakit, kan aku jadi sedih" *aku mulai berkaca-kaca*
"Ayo ah bangun, kan udah aku tungguin disini, kasian nenek dirumah kalo kamu disini, aku pengen kamu sembuh, aku yakin ko kamu kuat, kamu bisa ngelawan penyakit yang ada di tubuh kamu aku yakin, yakin banget ko kamu kuat, kamu bisa sembuh. Ayo cepetan sembuuh" *aku menahan rasa sesak yang aku rasakan saat itu*
"Ayo cepetan sembuh kan semua pada doain biar cepet sembuh, nanti kalo udah sembuh kan bukan selang panjang itu lagi yang masuk ke mulutmu, tapi sedotan juice, kamu mau jus apapun bisa kamu minum kalo kamu sembuh, makanya ayo cepetan sembuh dong"
*matamu berkaca-kaca*
"Ayo yu pulang yu! Aku ingin kamu pulang, aku gamau kamu disini terus, yu pulang yu. Aku sedih tau kalo kamu disini, aku sedih ga liat senyum kamu aku sedih. Aku mau kamu sembuh dan aku yakin kamu kuat. Ini aku loh ada disini, makanya yu kamu cepetan sembuh, pulang bareng aku"
*perlahan air mata itu keluar dari sudut matamu*
Dan seketika aku hanya terdiam melihat keadaanmu, melihat air mata itu, lama, begitu lama aku terdiam dalam heningnya aku dan kamu
Sampai pada saatnya kau akan dibawa pulang, sungguh besar harapanku kau akan jauh lebih baik karena dirawat oleh tangan-tangan terkasihmu
Aku temani kau sampai saat kau menaiki ambulance itu, dan kulihat jelas matamu masih berkedip dan melirik ke keadaan sekitar
Lalu aku pulang dengan harapan terbesarku agar kau sembuh setelah sampai nanti
Namun ternyata rasa sayang kami keluargamu tidak lebih besar dari rasa sayang Allah padamu, DIA memilih agar kau kembali padaNYA. Selang 2 jam aku berpisah denganmu beserta harapan itu, aku mendapat kabar bahwa perpisahan kita tadi adalah untuk selamanya.
Serasa ada yang melemparku ke lorong terdalam disini, aku terhentak, aku tak tahu apa yang ada dalam benakku saat itu
KehendakNYA harus kami terima dengan Ikhlas
Kini hanya akan ada bayangan senyummu dalam benak kami keluargamu
Selamat jalan saudaraku...
Selamat jalan sahabatku...
Selamat jalan Adi Nugraha...
Masih sangat ku ingat setiap senyum manismu, tegur sapamu, dan pribadimu yang begitu santun pada siapapun tak terkecuali aku
Dan masih sangat jelas terekam wajahmu saat memberikanku senyuman termanismu pada Hari Raya itu, sungguh amat sangat manis, seketika dalam benakku berkata "Kau begitu tampan dan manis, beruntunglah gadis yang kelak akan menjadi istrimu". Walaupun aku tahu disana kau sedang menahan rasa sakitmu yang kau bilang "Ah ini hanya sakit biasa, mungkin panas dalam dan aku terlalu lelah, jadi ya begini lemas jadinya"
Disaat kau merasa kesakitan, kau masih sempat menenangkan orang lain agar tidak cemas, dan tentu kita merasa tenang mendengarnya, karena senyummu yang begitu menenangkan kami
Sampai pada saatnya kau tak bisa menyembunyikan sakitmu, itu membuat kami begitu sedih, terlebih lagi saat keadaanmu semakin memburuk dari hari ke hari
Kau tertidur begitu pulas dalam sakitmu, di sisi lain kami sangatlah cemas menanti agar kau segera kembali menebar senyum manismu pada kami, keluargamu
Sampai akhirnya datanglah berita baik itu, kau tebangun dari tidur panjangmu, sungguh kami begitu senang
Masih ku ingat jelas saat menemanimu yang sedang terbaring di ruangan ICU, kutemani kau seorang diri, lalu ku mulai menyapamu
"Halo... ini aku"
*kau diam*
"Ih ini aku nyempet-nyempetin dong dateng kesini mau besuk padahal tugas aku banyak loh"
*kau diam*
"Tapi gapapa ko, aku lebih baik disini nemenin, biar pas begitu kamu sehat, aku yang pertama tahu"
*kau masih diam*
"Ayo dong cepet sembuh, ga enak loh tinggal disini, pegel kan cuma baringan di tempat tidur, liat dong aku bisa jalan-jalan, duduk di kursi, bisa main hp, makan enak, makanya ayo cepetan sembuh! Yuk aku tunggu, kita pulang bareng ke rumah"
*kau mulai berkedip*
*terperangah riang aku melihat kau merespon*
"Ayo ah bangun ah, jangan tidur terus, tuh motor udah nungguin, kan baru beli motor kan, masa mau dipake orang lain coba, makanya ayo bangun"
*kau berkedip*
"Eh iya, pada nanyain kabar kamu tuh, semua pada doain kamu loh biar cepet sembuh, biar bisa kumpul lagi. Ada Yulistia Persia, ada Pasa Aziz, ada neng Silvia Nurul Masyana pada nanyain kamu tuh, mereka doain kamu loh. Bi Yuli juga katanya pengen banget jenguk kamu kesini tapi gimana kan de Bilqis ga ada yang jaga, jadi cuma bisa doain aja katanya. Makanya yuk kamu yang bangun, kamu yang pulang ke rumah biar gampang kalo mereka pengen ketemu"
*kau menghirup nafas panjang dan kemudian kau tersedak*
Lalu perawat datang dan memasukkan selang panjang ke dalam mulutmu, aku sedih melihat itu, dia memperlakukanmu kasar, tak lama perawat itu pergi setelah membetulkan posisi oksigen yang membantumu bernafas
"Ih tadi abis diapain? Pasti sakit yah? Ih makanya udahan dong sakitnya, kan ga enak, kan sakit, kan aku jadi sedih" *aku mulai berkaca-kaca*
"Ayo ah bangun, kan udah aku tungguin disini, kasian nenek dirumah kalo kamu disini, aku pengen kamu sembuh, aku yakin ko kamu kuat, kamu bisa ngelawan penyakit yang ada di tubuh kamu aku yakin, yakin banget ko kamu kuat, kamu bisa sembuh. Ayo cepetan sembuuh" *aku menahan rasa sesak yang aku rasakan saat itu*
"Ayo cepetan sembuh kan semua pada doain biar cepet sembuh, nanti kalo udah sembuh kan bukan selang panjang itu lagi yang masuk ke mulutmu, tapi sedotan juice, kamu mau jus apapun bisa kamu minum kalo kamu sembuh, makanya ayo cepetan sembuh dong"
*matamu berkaca-kaca*
"Ayo yu pulang yu! Aku ingin kamu pulang, aku gamau kamu disini terus, yu pulang yu. Aku sedih tau kalo kamu disini, aku sedih ga liat senyum kamu aku sedih. Aku mau kamu sembuh dan aku yakin kamu kuat. Ini aku loh ada disini, makanya yu kamu cepetan sembuh, pulang bareng aku"
*perlahan air mata itu keluar dari sudut matamu*
Dan seketika aku hanya terdiam melihat keadaanmu, melihat air mata itu, lama, begitu lama aku terdiam dalam heningnya aku dan kamu
Sampai pada saatnya kau akan dibawa pulang, sungguh besar harapanku kau akan jauh lebih baik karena dirawat oleh tangan-tangan terkasihmu
Aku temani kau sampai saat kau menaiki ambulance itu, dan kulihat jelas matamu masih berkedip dan melirik ke keadaan sekitar
Lalu aku pulang dengan harapan terbesarku agar kau sembuh setelah sampai nanti
Namun ternyata rasa sayang kami keluargamu tidak lebih besar dari rasa sayang Allah padamu, DIA memilih agar kau kembali padaNYA. Selang 2 jam aku berpisah denganmu beserta harapan itu, aku mendapat kabar bahwa perpisahan kita tadi adalah untuk selamanya.
Serasa ada yang melemparku ke lorong terdalam disini, aku terhentak, aku tak tahu apa yang ada dalam benakku saat itu
KehendakNYA harus kami terima dengan Ikhlas
Kini hanya akan ada bayangan senyummu dalam benak kami keluargamu
Selamat jalan saudaraku...
Selamat jalan sahabatku...
Selamat jalan Adi Nugraha...
Tuesday, July 16, 2013
ha? ha ha ha :D
Hanya lihat saat yang
terlihat, tapi tak tahu apa yang menjadi kode siulan, haha sangat unik ku bilang
Memori sekitar entah
berapa banyak si bulat terik timbul dan
tenggelam dalam peradaban terang dan gelap setiap detiknya, dalam koordinat
seperti bisa
Sekarang adalah hal
yang baru lepas segel dan membuncah seperti kurun waktu yang lalu itu, liiir
liiiir bergulir seperti chocochips tumpah dari kemasan, haha hanya simpul
merona yang kutampilkan disini
Dapat bersua dalam
benda penurut ber-titel IPTEK membuatku bersimpul, sangat!
Bagaikaaaaaan makan buah strawberry, rasa asam manisnya bikin nyinyir namun bersimpul hahahaha
Bagaikaaaaaan makan buah strawberry, rasa asam manisnya bikin nyinyir namun bersimpul hahahaha
Tidak mengerti dengan
keadaan yang mmmmm apa ya?
Tuh kan!
Aku gak tahu :D
Tuh kan!
Aku gak tahu :D
Sunday, July 14, 2013
ada telunjuk dan pelipis dengan tampilan sedikit
nyinyir yang mebuat simpul setengah lingkaran, manis :"
Wednesday, July 10, 2013
Kita adalah pribadi yang unik dengan kontur variatif
pada setiap jiwanya.
Dengan beragam warna.
Pada dunia marmer.
Walaupun terlihat seolah sama, tapi lihatlah lebih ke
dalam, akan ada beda disana.
Lihatlah dengan segenap hatimu, jangan sampai pada
visual saja.
Karena dari situ kita akan tahu apa itu indah dan damai
Monday, July 8, 2013
hanya menulis...
Entah apa yang ingin aku
sampaikan saat ini, aku hanya rindu pada sabanaku ini, sungguh :"
Entah sudah berapa aksi
si bulatan hangat bertengger pada singgasananya di atas sana, aku tak ingat, tp
aku tau tepatnya, ya karena memang tertera dalam papan yang tertancap kuat di
sabanaku ini.
Entah bagaimana rasanya
bermain bersama kelinci pemakan wortel pun aku sedikit buram, maaf...
Entah apa yang aku
pikirkan karena sudah sekian lama aku tak bersua bersama bonsai tak berparasit,
juga peri.
Entah apa yang mebuat
semua menjadi berubah.
Mungkin kedewasaan.
Ya!
Kini aku sudah dewasa dan aku harus menjadi pribadi yang hidup pada ladang pertanian, dan berangkat menuju pemukiman yang lebih ramai.
Kini aku sudah dewasa dan aku harus menjadi pribadi yang hidup pada ladang pertanian, dan berangkat menuju pemukiman yang lebih ramai.
Seiring dengan perubahan
itu, tanganNYA lah yang selalu menyertaiku.
Tangan yang selalu
memberikanku berkah setiap saat mulai dari aku membuka mata hingga kupejamkan
mata sayuku ini. Selalu.
Nikmat dan berkah yang
tiada tara selalu kurasakan setiap aksinya si bulat terik hingga si bulat
penenang, tak pernah terlewat.
Kini aku sudah merasa
berbeda, dan aku semakin ingin terjaga...
Thursday, December 6, 2012
hanya aku...
Dalam gelap, aku tak bisa melihat sebiru apa langit itu.
Aku terlalu nyaman dengan rahasia ini.
Aku menyelipkan perasaanku diantara keseharianku. Aku memilih sendiri. Menyepi.
Subscribe to:
Posts (Atom)