Hari ini aku pulang. Berangkat setelah adzan dzuhur berkumandang. Berangkat dengan bawaan di punggung dan bahu kananku. Cukup berat juga ternyata.
Travel itu datang dengan satu penumpang perempuan di dalamnya, akupun duduk di samping perempuan itu. Kesan pertama yang ada yaitu si perempuan yang duduk disebelahku sepertinya tidak terlalu percaya diri. Bodor kalau dalam bahasa sunda. Dia selalu dan selalu mengeluarkan senjata anti kurang PD nya dari tas. Itulah si CERMIN penghilang was-was dari bedak dan blush-on yang belepotan. Sebentar-sebentar si perempuan buka cermin kecil itu yang lengkap dengan berbagai warna blush-on yang ada.
Sampai suatu waktu dia bertanya dengan akrabnya. Menanyai dari mana aku berasal dan mau kemana tujuan aku saat itu. Begitupun aku balik bertnya dengan pertanyaan yang sama tentunya. Sampai akhirnya pertanyaan-pertanyaan berhenti terlontar dari bibir si perempuan yang mengkilat seperti telah melahap gorengan yang aku beli kemarin, terhenti oleh panggilan masuk untuk si perempuan, sepertinya itu merupakan telpon dari pacarnya, itu terlihat karena topik yang dibahas adalah topik yang basi, menanyakan lagi apa?, udah makan siang belum?, udah pulang belum?, terus sekarang lagi dimana?, oh jadi kamu ga percaya nih sama aku?, oh jadi gitu?, dan banyak sekali yang mereka bicarakan sampai ada kata tuh muka kamu pasaran banget ih! Yang terlontar dari si perempuan. Bukannya aku menguping, tapi bagaimana bisa tidak terdengar jika mereka bicara begitu lugas seperti pembaca berita.
Beralih dari si perempuan yang terlihat kurang PD takut bedaknya belepotan, ini tentnag si sopir yang sepertinya dia gatal sekali jika tidak menyalip mobil yang ada di depan, sampai-sampai si sopir nyetir dengan kepala yang seolah berat sebelah yang jadinya lebih condong ke sebelah kanan karena terus mengintai mangsa yaitu mobil yang ada di depan untuk disalip. Setiap ada celah, walaupun cuma 1 mm di salip. Ekstrim sekali si sopir. Dan yang pasti gara-gara si sopir, aku tidak tenang berada di bangku yang tepat menghadap kaca depan tanpa ada penghalang sedikitpun. Dalam situasi si sopir yang selalu ngerem mendadak, dalam bayanganku, aku pasti akan terbang, meluncur seperti supergirl (kalau superman kan berarti aku laki-laki). Wusshhh dengan kecepatan melebihi gas sesuatu yang keluar dari alat yang tidak usah aku sebutkan.
Untung saja saat itu aku ditemani oleh SMS masuk di Handphone dari beberapa teman, setidaknya itu membuatku sedikit lebih tenang dengan candaan mereka. Dan entah mulai dari mana topik dalam SMS saat itu salah satunya bernostalgia uang lima ratus rupiah.
Si sopir semakin menunjukan bakatnya semasa mengikuti Gran Prix (menurut berita yang aku tahu dari seseorang). Banyak sekali mobil lawan yang dia salip. Sungguh super sekali pikirku saat itu karena si sopir beraksi dengan diiringi lagu yang menurutku kontras sekali dengan bakatnya, diiringi lagu Sepanjang Jalan Kenangan. Suasana melow yang mencekam dalam gambaran semasa hitam putih. Akupun merasa sampai tiga puluh tahun lebih tua dengan tongkat di tanganku dan punggung yang semakin membumi. Berlebihan mungkin, tapi mau apa lagi karena memang seperti itu suasananya, semua kembali kepada pemirsa saja.
Dengan kecepatan super dari keahlian si sopir waktu tempuh perjalanan begitu cepat. Kuamati sekitar, ternyata sekarang sedang musim anak sekolah berkerudung seperti nasi tumpeng. Apa laku mereka pikirku membawa nasi tumpeng di kepalanya. Aneh, apakah mereka tidak berat membawa nasi tumpeng ke sekolah mereka. Di samping itu posisi pelajar yang berkerudung ekor cat women masih menjadi trend yang belum tergeserkan tingkat populernya. Aneh pikirku, apa mereka tidak takut jika tiba-tiba ada monyet yang kabur dari kebun binatang lalu menarik-narik ekor cat women mereka yang menjulur dari kerudung yang mereka pakai. Kan bisa jadi sangat heboh jika itu terjadi. Rambut ekor cat women yang sudah susah payah mereka sisir selama tujuh hari tujuh malam, di rebonding lah, di smoothing lah, belum lagi dengan warna yang waw seperti harum manis yang dijual di pasar malam ditarik dengan anarkis oleh puluhan ekor monyet pencinta tarik-menarik ekor cat women. Sontak itu akan menjadi berita yang absurd yang akan muncul di koran dengan judul bercetak tebal dan berhuruf kapital “PULUHAN EKOR MONYET MENARIK RAMBUT SEORANG SISWI SMA”. Akan dikemanakan reputasi siswi berekor cat women itu. Sungguh kesesuatuan.
No comments:
Post a Comment