Friday, June 15, 2012

dariku untuk kalian...


Semua yang baik menjadi tidak baik disaat ada hal yang tidak semestinya terjadi disaat ada keterbukaan
Terkadang keterbukaan itu perlu, tapi entah kenapa aku takut akan keterbukaan
Itu terjad karena disaat aku mencoba untuk terbuka, terbuka pada mereka, pada siapa saja yang aku harap itu bisa menjaga, selalu saja ada hal yang membuatku kecewa
Aku menjadi enggan dan takut untuk terbuka karena hal itu, sungguh aku ingin terbuka, tapi jika seperti itu, akupun enggan untuk terbuka akan apa yang sedang bergejolak di dalam kalbu
Semanis apapun yang dilontarkan untuk meyakinkanku, tetap saja ada kecewa yang terbersit disini, ingin aku untuk tidak peduli akan hal itu, namun sulit, karena aku punya hati dan rasa, meski memang selalu aku ungkapkan  bahwa aku masih bisa sampingkan rasa dan dahulukan akal pikiranku, tetap saja rasa itu ada. Dan itu yang membuat aku jadi enggan pada semua
Aku mohon, mohon pada kalian, jika kelak aku kembali terbuka, tolong, aku mohon, jagalah, dan jangan buat aku kecewa dan menjadi lain

dan lagi...


Aku kembali dan kucurahkan keluh kesahku

Inginku hanya ingin legakan saja niatnya, karena dengan cara ini aku merasa lebih ringan atas apa yang sedang kurasa saat ini. Karena tentang apakah aku dapat berbicara kalau bukan tentang apa yang sedang bergejolak di dalam kalbu.
Sungguh inginku peri dapat berayun bersamaku dalam sabana ini, namun aku tak tahu harus seperti apakah bahasa dalam tuturku pada peri. Gamang
Niat dan inginku hanyalah dalam simpul untuk peri walaupun peri berkata siap terima dalam berbagai aksiku dalam sabana. Ada inginku tuk bagikan tampilan datar sampai terbalik, namun aku tak tahu harus memulainya dari mana. Ini terlalu kompleks dalam balutan kanan kiri yang resah meskipun aku sendiri yang memilih resah ini.
Sungguh aku hanya bisa diam dan terkadang merintih menahan semuanya, ada pada saatku bersimpul atas aksi nyata gulali di atas awan, namun saat itu juga aku dibuatnya datar sampai terbalik dalam simpulku beraksi. Diam, dan merintih saja realitas atas aksiku yang tak dapat tahan atas aksinya yang membuat semua jadi gamang. Gamang sampai tak seimbang
Inginku bisikkan dihadapnya si tampilan nyata gulali di atas awan “PLEASE” karena disaat aku berkata pelan, itu sungguh datang dari dalam hati ini yang palig dalam. Andai saja aku bisa melakukan hal itu, pasti sudah aku lakukan. Namun begitu banyaknya hal yang membuatku untuk urungkan niat atas lakuku itu. Sepertinya aku lebih baik diam saja, cukup dia tahu aku dalam simpulku saja, tidak untuk keadaanku yang datar dan terbalik.
Biar aku dalam resahku hanya untukku sendiri, biar saja kamu, dia, dan kalian tahu aku dalam senyumku.