Aku kembali dan kucurahkan keluh kesahku
Inginku hanya ingin legakan saja niatnya, karena dengan
cara ini aku merasa lebih ringan atas apa yang sedang kurasa saat ini. Karena
tentang apakah aku dapat berbicara kalau bukan tentang apa yang sedang
bergejolak di dalam kalbu.
Sungguh inginku peri dapat berayun bersamaku dalam sabana
ini, namun aku tak tahu harus seperti apakah bahasa dalam tuturku pada peri.
Gamang
Niat dan inginku hanyalah dalam simpul untuk peri walaupun
peri berkata siap terima dalam berbagai aksiku dalam sabana. Ada inginku tuk
bagikan tampilan datar sampai terbalik, namun aku tak tahu harus memulainya
dari mana. Ini terlalu kompleks dalam balutan kanan kiri yang resah meskipun
aku sendiri yang memilih resah ini.
Sungguh aku hanya bisa diam dan terkadang merintih menahan
semuanya, ada pada saatku bersimpul atas aksi nyata gulali di atas awan, namun
saat itu juga aku dibuatnya datar sampai terbalik dalam simpulku beraksi. Diam,
dan merintih saja realitas atas aksiku yang tak dapat tahan atas aksinya yang
membuat semua jadi gamang. Gamang sampai tak seimbang
Inginku bisikkan dihadapnya si tampilan nyata gulali di
atas awan “PLEASE” karena disaat aku berkata pelan, itu sungguh datang dari
dalam hati ini yang palig dalam. Andai saja aku bisa
melakukan hal itu, pasti sudah aku lakukan. Namun begitu banyaknya hal yang
membuatku untuk urungkan niat atas lakuku itu. Sepertinya aku lebih baik diam
saja, cukup dia tahu aku dalam simpulku saja, tidak untuk keadaanku yang datar
dan terbalik.
Biar aku dalam resahku hanya untukku sendiri, biar saja
kamu, dia, dan kalian tahu aku dalam senyumku.
No comments:
Post a Comment