Kini
dan hanya ini yang dapat temaniku disini, dua bilah benda tak hidup dan satu tampilan hijau “BLOGIKABIKA”
Tak
ada lagi yang dapat kujadikan tempat untuk berbagi selain disini, kini dan
hanya ini yang bisa temaniku, meskipun bisu dan hanya terpaku.
Sekarang
aku lelah, akhirnya. Hanya ada getar lemah yang tersisa. Seterusnya adalah
kata-kata tak juga berwujud sapa. Lelah ini kutahu akan hilang saat nanti aku
mendengar renyah sapamu walaupun dalam ruang dan jarak yang menyekat tatap,
telah cukup untuk menepikan lelahku.
Setelah
lelah menghasut payah hari ini dan sebelumnya, apalagi yang kubutuhkan selain
tempat untuk menyandarkan diri, sejenak saja. Kepadamu kah? Aku tak yakin
karena kau enggan. Kelu jadinya hingga tak mampu karena ketakutan aku menyapamu.
Ada resah dan rasa bersalah disini, maaf untuk semua gelisah yang kau rasakan.
Dan
kini, di tempat ini aku sangat merindukan riuh gaduh bersamamu. Namun yang
tersisa mungkin hanya rindu yang mengulum waras logika, jauh menghujam. Harapku
tak usai terpogoh mengejar sebaris kata darimu, yang masih tersembunyi dibalik
wajah, yang kutahu itu pelangi.
TUHAN,
temaniku dalam gelisah ini.
Tak
pernah ada kata sia-sia untuk sebuah doa. Setitik terang terpendar, di keesokan
harinya, kuharap. Kupagut lagi canda dalam rona senyum yang menepikan lelahku.