Roda memang berputar, ada saat dimana kita kembali pada keadaan yang pernah kita lalui, tentu dalam poros kehidupan kita. Begitupun aku dan hidupku. Sedang kembali pada masa yang pernah aku lalui, masa dimana aku hanya ingin diam dan menarik diri dari keramaian. Aku tak mengerti dengan keadaan ini, keadaan yang kualami saat ini, pikirku hanya ingin diam dan menarik diri saja.
Dalam sisi lainku, aku menggerutu dan bergumam. Aku tidak seperti ini dan jangan seperti ini. Tapi sisi lainnya lagi menentang dan tetap membuatku menarik diri dan semakin menarik diriku. Semakin sendiri dalam sepi walau dalam ramaiku pada sabana tempat ku bernaung setelah metamorphosa.
Hanya diam dan termenung, rasanya seperti pernah kurasakan, karena memang pernah. Dan ini bukan yang pertama kali. Harapku hanyalah dengan proses yang sama seperti dulu. Dalam masa perubahanku menjadi aku dan diriku dan hidupku yang baru. Lupakan rasa bonsai yang sakit karena kelinci pemakan sawi itu bertambah membawa teman untuk menggerogoti batang penopang. Lupakan gulali manis buatan tetua yang bermerk simpul merona. Lupakan penghuni sabana lain yang pernah siramkan cuka dalam antrian alphabet beraksi nyata. Lupakan semua hal yang membuat jelly kenyal ini memproduksi reruntuhan rasa dari organ tak nampak.
Kini aku seperti anak panah yang sedang melesat mencari papan target dengan terpaan angin kencang, badai mungkin. Hanya perlu topangan saja. Juga penangkal badai. Untuk aku menjadi kuat dan bisa sampai tepat sasaran pada koordinat (0,0), pusat tepatnya.
No comments:
Post a Comment