Sunday, April 1, 2012

kagum, dan kumenunduk...

Mengagumi adalah hal yang indah, dan aku merasakan indahnya. Kekaguman ini sungguh berlasan, tentu dalam akal sehatku. Kekaguman yang datang dari hal yang tak lumrah dalam kebiasaanku sebelum aku bermetamorfosa, aneh kubilang, namun memang begitulah seharusnya. Semua harus terjaga pada batasnya. Keterbatasan itu yang membuatku tetap menjaga kekaguman ini.
Menjaga itu sungguh tak semudah saat kita mendapatkan suatu hal, lebih sulit, sungguh. Ingin aku melupakan kekaguman ini namun entah mengapa aku tetap saja bertahan, walaupun ku tahu itu sakit, sungguh. Sahabatku berkata “aku tak sekuat kamu. Saat semua menjadi sakit dan kamu masih tersenyum, aku bilang kamu kuat”Bukannya aku menampilkan sisi diriku yang seperti itu, tapi itu memang sebenarnya, sahabatku sendiri yang berkata. Aku sendiri tidak mengerti dengan apa yang sedang aku alami dan jalani sekarang. Gamang jadinya, ini adalah saat dimana akulah bulat di dalam kubus variatif, sungguh tidak pas, masih ada ruang yang tidak terisi. Ruang itu sedikit namun itulah yang menjadi sisa dari bentuk kekagumanku, bulat bentuknya, sedikit sisanya, yang itu tidak dan berkata lain.
Aku pun heran dengan diriku, bonsai yang tetap tegak dan terus tumbuh dan kembangkan simpul disaat ada kelinci pemakan sawi menggerogoti batang penopang. Berdiri dengan luka gigitan dari kelinci atas tetua kurasa dalam sabana baruku. Aku persilakan kelinci itu untuk menggerogoti batang penopang dengan rangkulan hangat dalam simpulku untuknya. Dan semua menjadi baik walaupun aku tak baik bersama luka gigitan si kelinci pemakan sawi atas tetua kurasa dalam sabana baruku. Hanya terdiam dan tetap kembangkan simpul semampuku, sekuatku, sampai disaat tak kuasaku dalam simpul aku hanya menunduk dan terdiam dalam ekspresi lumer si jelly kenyal.
Untuknya yang kukagumi,kuselipkan kata yang tepat, tetua. Itu adalah kata yang tepat untuknya yang aku kagumi.Alasannya cukup aku. Tetua ada disaat simpulku datar tak variatif. Dia kembangkan simpulku sampai merona. Namun itu selalu tak berlangsung lama, dan kemudian dia jatuhkan aku, sampai hanya diam lakuku, dan menunduk, sungguh.
Ingin aku pergi, tapi aku tak mau menjadi penampik dalam sabana baruku yang kujalani, hidup temanya. Aku ingin menjadi kuat, dan kucoba. Sampai benturan dalam tampilanku. Aku tersenyum dalam perihku. Itu sakit, namun bisa kutahan walaupun hanya sejenak dan kemudian aku terdiam dan menunduk. Tak ada yang memahami, semua hanya bisa melihat dalam tampilan luarku saat semua tak tertampung dan tergambar dalam lumeran si jelly kenyal, dan berkata “kenapa?”

Dalam kekagumanku terlintas pertanyaan “do you know what is like to feel so in the dark?”

Gelap itu kini kurasa dalam pandangan bersimpul, sekokoh apapun aku dikuatkan, tetap saja aku hidup dalam rasa yang wajar, kewajaran dalam konteks rasa insan yang berupa fitrah dariNYA. Inginku dapatkan sosok yang memberi topangan walaupun hanya berupa sebilah bambu tuk sekedar menjadi penahan saja, tak apa, sungguh. Jangan terus hanya aku saja yang bariskan antrian alphabet pembuat tenang, akupun ingin ditumpahkan antrian alphabet penenang, sungguh aku ingin, sungguh. Ingin kulontarkan teriakan “TOLONG” tapi pita suaraku tak sekuat yang aku bayangkan, terlau lembek, rapuh bahkan.

Kini aku hanya tengadah lakuku, hanya itu,itu saja yang aku bisa karena hanya padaNYA aku bisa. Walaupun aku menjadi dermawan saat ku terjatuh karena kuberikan semua masalahku padaNYA, tapi sebenarnya aku berkata pada masalaku bahwa ku punya hal besar yang akan melawan masalah yang aku punya. Walau sebenarnya bicara itu gampang dan yang sulit adalah bertindak seperti yang kita bicarakan. Tapi mau tak mau itu haruslah aku jalani.





16 comments:

  1. isinya bagus
    penuh dengan bahasa yg tak ku menerti :)

    ReplyDelete
  2. harus banyak belajar lagi nampaknya untuk memahami bahasa sastranya DOICHHHHH

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini bahasanya ringan ko a ijal, beneran ringan lohh. kan jelas tuh tentang kekaguman pada seseorang :)

      Delete
  3. iyaaaaa a ijal juga ngerti kok

    cuman ada sdikit kata kata yang a ijal belum tau>
    mungkin harus baca dari awal blog ini di buat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. buat ngerti kata2nya ga perlu baca dari awal ko, cukup bayangkan saja apa yg ada di tulisan, itulah keadaan yg sebenarnya :)
      terutama buat tulisan aku yg ini, begitu tersurat maknanya :)

      Delete
    2. insya@llah udah ada sedikit ilham untuk bisa mengerti kata kata nya DOICH

      Delete
    3. asikkkk kalo a ijal ngerti aku ada nambah temen lagi jadinya :))
      kita bisa bariskan alphabet bareng-bareng jadinya, ga cuma aku, kau jg kawan :)
      tentu ini riang, tak bosan, jadi pengalihan tapi bukan pelarian.
      sambutan simpul :) merona!! :D

      Delete
  4. jadikan persamaan yang kita miliki menjadi jembtan untuk bisa mengerti akan kehidupal dalam lingkaran bulat

    ReplyDelete
  5. tentu! lingkaran pun tentu bulat dan punya poros
    poros adalah kita adalah pusat adalah pengendali
    mari kita kendalikan lingkaran bulat di kabin sabana kita kini yg bertema kotak tawa tarik ulur, begitu hangat dalam kebersamaan
    begitupun aku yg tak lagi duduk di bawah beringin tua di dlm kotak hangat yg kurasa dingin, metamorphosa ku bilang :D

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. kenapa hanya butuh sebilah bambu ? ia tak akn cukup menopang sisa hasil gerogotannya para seduktif pembuat gumpalan minyak tanpa pelumas di serat bonsai.liat disini masih banyak peri bersedia membntu menopang batangnya,kalau ga percaya kita suguhkan cangkokan dalam kotak permen bermerk manis lagi,kita hias dinding kamar tidur kita dengan kapas warna warni..
    itu membuat lebih #specta ! :P

    ReplyDelete
  8. #specta ku dengar dalam siulan anggota butiran sejumlah warna pelangi hahaha lucu dalam keriting gaya baru yahh :))

    pikirku dalam gamangnya kini hanyalah butuhkan sebilah bambu saja mgkn sudah cukup mewakili bonsai saat ini, terlebih kini peri mengerti apa maksud bonsai tak berparasit yg sering berkeliaran saat celurit bertengger dahulu, sblm metamorphosa :')

    bonsai ingin tanyai peri dan ikut berayun, apakah harus kokoh dalam gerogotan kelinci pemakan sawi ekspresikan pada tetua??

    rasa jeruk nipis, kecut, butuhkan gula penambah manis, seperti manisnya tetua diatas awan dahulu :)

    ReplyDelete
  9. bahasa kalian mulai aneh

    ampunnnnnnn

    ReplyDelete
  10. katanya udah mulai ngerti bahasa aku..
    ko ampun sih a ijal?

    ReplyDelete
  11. Replies
    1. oh iya th iya woles aja ya selow selow :D
      cemungudh "eyyaaaa" kaka :D

      Delete