aku duduk dan ikuti apa yang aku dapat, semua
hampir setiap bulir penunjuk aku masuk dalam kotak itu
diam, mendengar, tertawa, bersedih, kesal, geram, semua
bulir demi bulir saling berganti koordinat iringi aku dalam kotak itu
sampai entah berapa kurun aku menyatu, satu, dekat, sangat hangat
disatu sisi aku berpikir aku salah, ingat, tapi aku elak, pura-pura
pikirku aku lelah, tapi aku ingin dapatkan simpul, ah jangan menyerah
tengadah pada penguasa dan jangan telungkup, itu saja
terus dan terus berjalan, walau terkadang tak ada perpindahan hanya untuk sesuatu tak tepat
terkadang aku salah atas apa yang kudapat dan jalani dengan kosong, entah, rumit
aku sadar tapi aku tak sadar, gamang
aku tahu tapi tak tahu apa, sungguh
aku ingin tapi aku sulit walau hanya setitik
mencari akan terus mencari sampai temu akhir yang kuharap
walau ingin sandarkan semua karena pikir yang lelah entah apa yang harus kubuat
berubah, sungguh, tapi bagai bulatan dalam sebuah trapesium
datang, pergi, datang, lalu pergi, tak menetap
sesungguhnya apa lakuku agar simpul terkembang merona dengan posisi simetris, sangat, sungguh?
tapi lakuku melekat pada tingkat keledai itu bergurau, terkembang
selalu ingin tapi berakhir murung
ah sulit
tunggu, aku ingat simpul itu!
Ayo jangan cuma menonton orang lain berlari, aku harus ikut
Ya ikut, demi simpul yang terkembang
No comments:
Post a Comment