Diam pada balok busa depan balok berantena pada koordinat 135 derajat aku seperti bercengkrama dengan bentuk setengah lingkaran itu, sungguh, reflex, manis aku pikir itu.
Duduk, amati, bahkan sampai aku hayati setiap aksi dari isi balok berantena itu, sejenak aku terpikir untuk sedikit mendalami tokoh pada isi balok berantena itu, sedikit terangkat garis penghias raut tuk sejenak berfikir dalam minat. Mungkin ada rasaku tertarik dan simpul terangkat, sedikit berdesis seperti ular mencari magsa. Aku mungkin sebagai ular dan sosok dalam secarik kertas itu adalah mangsa yang aku incar. Gila mungkin, tapi apa hasil jika hanya topang dagu lakuku.
Berhasil atau tidak, harapku simpul saja yang kudapat dari percobaan laku gila proyeksi balok berantena yang aku maksud, sungguh besar, tapi untuk sekarag ini hanya sebagai tetua saja kuharap karena itu mungkin lebih bisa kurasa dalam bentuk buah merpati dalam kurun waktu secarik kertas yang lalu yang pernah kurasa dalam organ tak nampak.
No comments:
Post a Comment